Kamis, 06 November 2014

Percayalah aku tak berpura pura lagi.


Ternyata kau masih sama..
Kau masih sama seperti kau yang dulu mencintai ku dengan sedalam dan setulus itu.
Kemarin aku merindukanmu.
Aku sengaja menikmati cappucino di coffeshop kita dulu.
Dan aku menemukanmu disana
Apa mungkin kau juga sedang merasakan yang sama?

"Hey mbak apa kabar? ngapain sendirian disini?" aku tak segan duduk di kursi kosong tepat di hadapanmu.
"Eh om, lagi kangen aja sama tempat ini"

Panggilan khas yang tak bisa kulupakan dari 'kita' ketika di genggaman yang sama.
Aku tak ingat persis apa asal mula panggilan mba buat mu dan om buat ku itu.
Mungkin kau yang tau kenapa.
Karena aku paham kau lah yang hafal semua detail cerita singkat kita kala itu.
Karena seperti yang ku katakan tadi, kau mencintaiku dengan tulus.
Dan aku menyakitimu dengan sadis.

Aku kira kau telah benar benar melupakanku bahkan membenciku
Wajar jika kau membenci wanita yang tak berperasaan ini.
Yang dengan kejam mempermainkan hati sosok sesetia dan setulus kau.
Bukan sekali, tapi berkali kali

Nyatanya kau masih sama.
Kau masih jadi yang paling khawatir aku akan marah besar jika kau salah sikap.
Masih jadi pendengar yang paling setia kapanpun aku ingin berkeluh kesah.
Masih jadi yang paling merasa bersalah pada hal hal kecil
Bahkan merasa bersalah hanya karena koneksi mu buruk saat hari ulang tahunku.
Kau masih jadi yang akan selalu marah besar jika aku tidur selalu larut.

Ketulusanmu itu tak bisa di ragukan lagi.
Ketika kau masih dan selalu saja ada untukku meskipun nyatanya dari awal aku selalu menyakiti pemilik hati yang tak salah itu.

Kali ini aku menyapamu lagi.
Bukan.. Bukan ingin datang untuk membuat perih ke sekian kali untukmu.
Bukan untuk melambungkan perasaanmu ke langit dan menghempaskannya kembali.

Mohon percaya dengan kata kata ku kali ini.
Aku ingin berucap maaf di antara sesal yang menumpuk ini.
Aku (baru) sadar se-kejam apa aku menyakiti tulusmu itu.
Aku tak sampai berlutut untuk meminta tulusmu itu kembali lagi.
Aku hanya ingin berucap maaf atas semua kesadisanku.
Mohon pegang katakataku ini
kali ini aku tak berpura-pura lagi
Kau maukan memaafkanku?
 

Yang pernah berpurapura mencintaimu

Maaf,mbak.
Aku menyapa kembali dengan rindu seperti ini, maaf...


0 komentar:

Posting Komentar