Rabu, 12 November 2014

Ketika kau mengacaukan akalku


Aku pernah menjadi yang paling bahagia bisa melalui tiap detik di sampingmu
Aku pernah menahan kantuk demi membicarakan hal yang tak tau arah bersama denting jam larut malam, Aku selalu menjadi yang paling berusaha melakukan semua hal demi menahanmu tetap nyaman bersamaku. Apa kau ingat?

Love is blind..
Menyayangimu menjadikanku kehilangan akal sehat.
Aku bahkan masih saja setia tak peduli kenyataan yang ada.
Tapi lihat apa yang kau lakukan, kau lupa kau pernah berjanji tak akan pernah berpaling.
Apa kau ingat, aku pernah menertawakanmu ketika kau bilang "Aku takut kehilanganmu"
Dan tawaku semaki  keras saat kau bilang akulah cinta terakhirmu, konyol.
Kau ingatkan kau marah besar saat aku menertawakan itu?
Dan pada akhirnya itu memang lelucon basi yang kau khianati
Jadi, kau sudah terimakan kenapa dulu aku tertawa pada kebohongan yang (mungkin) kau anggap romantis itu?
Aku sudah sangat hafal tipu daya pria seperti kau
Dari awal aku memang paham kau pria seperi apa, aku bahkan sudah menelusuri kisah wanita-wanita sebelumku yang kau tinggalkan, tapi aku tetap saja ingin memilikimu, mungkin aku di butakan oleh cinta karena otakku di kacaukan olehmu
Kau bukan salah satu pria setia  yang semesta punya, tapi kau salah satu pria yang tak segan meninggalkan wanitanya demi wanita yang lain. kau (mungkin) menganggap wanita itu hanya sebuah pilihan, kau pria yang mengabaikan perasaan wanita saat kau lukai, kau pria yang pantas mendapatkan karma paling master piece.
Maaf jika aku keji, tapi aku menulis ini dengan emosi diantara sesal-sesalku yang pernah paling mempercayaimu.

Aku mau kau merasakan, bagaimana jadi yang selalu ada ketika kekasihmu butuh, tapi kekasihmu tak pernah ada ketika kauu  butuh.
Aku mau kau tau rasanya, jadi yang selalu memendam amarahnya sendiri meskipun sebabnya bukan kau sendiri.

Ah sudahlah, tak ada gunanya.
Tuhan punya caranya sendiri yang tak pernah terduga
Seperti saat move-onmuu bahkan lebih cepat dari kecepatan cahaya
Kau secepat kilat sudah di genggaman wanita lain
Seperti akhirnya wanita barumu itu meninggalkanmu begitu saja saat kau sedang cinta-cintanya
(Maaf aku tertawa sinis saat menulis bagian ini)
Seperti kau yang bahkan terlihat paling mencintainya padahal wanitamu hanya menjadikanmu pelampiasannya dari pria lain.
Kau sudah memperlakukannya sebagai satu-satunya
Kau dengan licik sengaja ingin menaruh perasaan 'iri' untukku.
Kalau boleh jujur, aku sama sekali tak iri, aku malah jijik dengan kekanak-kanakanmu itu.

Dalam segala emosiku ini, ku doakan semoga masih ada wanita yang lebih sabar dariku yang dengan tulus menuruti pria se-egois kau.

0 komentar:

Posting Komentar