Selasa, 14 Maret 2017

HIM or him?


My love for him is between two tears
one that falls out of joy
and another that rains the pain
I am silent, but i speak to Him, about him.
his love reseides in the depths of my Dua
and i know, and He knows
so what if he doesn't know
I;m pure to His eyes
and unknown to his.
I lost nothing, and i lost nothing.
because love outside His love just a pain.

Jumat, 10 Maret 2017

Aku membunuhnya...


Suatu hari bila kau merasa rasa ini tak lagi sama, jangan salahkan aku! Aku sengaja membunuhnya. Aku sengaja meracuninya. Karena kupikir tak adda gunanya ia hidup dan terus berkembang tanpa masa depan. Aku menaruh masa depan dikamu, sementara kau pikir ia hanya benalu. Biar saja ia mati, karena mungkin memang selayaknya rasa yang tak tahu diri itu pergi dari muka bumi ini. Berlalu bersama hal-hal yang pernah ia citakan, karena memang sepertinya cibta tak ia dapatkan.
-
Jangan sesalkan aku, karena aku juga tak ingin kau menyesal. Bukankah penyesalan hanyalah kegiatan membuang apapun yang sudah terbuang? Sudahlah, biar saja semuanya benar-benar punah. 
Segala yang tumbuh di hatiku, sudah kuhanguskan dengan marah yang kulahirkan dari kepalaku. Bukan benci kepadamu, aku hanya benci kenapa aku membiarkan hatiku jatuh terlalu mendasar kepadamu. Aku benci kepada hal-hal yang merusak benarku. Jatuh hati kepadamu, membuatku benar-benar lupa diri, aku bahkan mempermalukan diri kepada penduduk bumi. Aku cinta, tapi kau tak peduli rasa. Dan, aku tetap saja melakukan. Berkali-kali, terus menerus, tanpa pernah mengajak logika. Hingga saat aku menukis ini, aku menyadari aku memang harus membunuh segalanya.
-
Namun, jika suatu hari kau ingat aku lagi, dan berkenan untuk kembali, kau harus tau satu hal. Ada beberapa aturan yang tanpa sengaja tertulis dihati, bahkan saat kau belum ada disana.
Jadi begini saja, kujelaskan padamu, Ini bukan dendam karena kau pergi begitu saja. Juga bukan benci karena aku yang terlalu cinta, Namun, lebih kepda kebaikan kita berdua di suatu hari nanti. Hari yang mungkin saja tidak pernah kau pikirkan. Namun, percayalah, setiap yang pergi akan selalu ingat pulang, meski pada akhirnya tak semua bisa pulang atau memilih pulang.
-
Kukatakan padamu, hidup itu tanam-tuai. Apa yang kau tanam itulah yang mestinya kau tuai. Jika kini kau tanam adalah kepergian, suatu hari nanti, entah dimusim kemarau atau di musim hujan, saat kau kedinginan dan tak menemukan rumah yang baru, tidurlah dijalanan. Karena rumahku sudah kututup untukmu yang pergi tanpa permisi. Kau yang pergi dan tidak meninggalkan pesan apa-apa. Kau yang pergi dengan cara mencabik, dan sudah selayaknya kau tak pernah berbalik.
BOY CHANDRA "Catatan Pendek untuk Cinta yang panjang"