Sabtu, 29 Oktober 2016

Langit Cerah Kita


Kini kau tak perlu bingung
Kemana harus cerita
Kau harus tau
Aku pun begitu

Sudah bilang terimakasih belum ke pemilik skenario hidup kita?
Tanpa rumit memikirkan ini sengaja atau kebetulan
Ya aku rasa itu tak perlu di buat rumit
Yang terpenting sekarang kita berada di garis yang sama

Kalau boleh, aku ingin jadi langit
Untuk melindungi mendungmu
Tenanglah..
Yang berlebih pun aku tak ingin

Bahagia..
Bersyukur..
Tenang..

Aku tak perlu takut akan segelap apa awan esok
Karena kita berdampingan
Kau pun juga
Kini aku semakin yakin..
Terkadang, saat kita merasa lelah berjalan
Maka Tuhan akan hadirkan seseorang yang bisa memapah kita saat kaki kita mulai lelah.

THE BEST CHALLENGE EVER


I was challenging my self a few months ago, you know what’s that?
Niqab challenge, yes that is.
That was surely an excited one that i have waited for long days
So, this is the story....

I was back to my hometown when it was semester holiday, then as usual i had so many plans what to do, i made a challenge with my bestie to wore niqab when we both were hanging out,  so at that time we went to one of mall in Medan, maybe you know that’s called Sun Plaza. Anyway, i think it’s an honour for me and my bestie to do this challenge.
Well, we went by taxi then we wore niqab there, i was curious about how people give respond to niqabies, i wanted to know how to being them, how hard they still be patiently accept all people perceptions.
So, we arrived in Sun plaza, we get off from the taxi then you know how?
People was staring at me and my bestie so serious, it looks like we both were weird i can see it from their face. Hahaha but that’s okay.
Then, we entered to the mall,still with the same responds, as we knows everything always have negative and positive responds, so did it.
I can read something from the way they stared at me,
Some of them give positive respond, they became more polite
Some of them give weird respond, they look afraid, maybe it was so scary for them to look us with niqab and abaya. From their faces, it was like they made many perceptions and questions.
Somebody else whispers their friends, and so on.
That’s okay.
I never tell about this to my family and won’t, i will make it be my secret.
But in the end,
They know it, i’m dying.
They told to me that they hope it’s just an issue, especially my dad he didn’t want it happen to me. They never agree with my own decision for this time.
He was truly say NO.
That broke my heart even more.
To be honest, from my deep heart i was comfortable to be a niqabie. I felt it can save me from something that i didn’t want.

But how if my parent say no for it.
Maybe someday, if Allah give the chance.

Dari challenge ini aku jadi tau sih gimana respond orang orang ke para niqabies, dan heran aja kenapa niqabie yang hanya mencoba untuk menutup aurat dari pandangan ikhwan malah seringkali jadi perdebatan besar, jadi sesuatu yang di olok olok, sedangkan di luar sana masih banyak yang pake hotpants tapi di tanggapi biasa aja.




Sabtu, 22 Oktober 2016

Selalu

Semenjak itu dia jadi selalu
Selalu ku tunggu
Selalu ku perhatikan
Selalu ku cari
Selalu ku khawatirkan
Selalu ku semogakan
Menatap hujan di luar...
''Dia dimana ya?''
''Apa mungkin dia kehujanan?''
Terhitung setelah hari itu
Dia tak pernah lagi disana
Terakhir kali....
Bertemu,
Tanpa sapa
Dalam hening ada rasa
Setidaknya aku tau dia baik baik saja.

Jumat, 07 Oktober 2016

Masih yang sama

Ku kira kau beda ternyata sama

Ku kira kau setia ternyata mendua

Ku kira kau penyembuh nyatanya kau luka baru

Kau bagian dari harapan yang tak sejalan dengan kenyataan

Kau bagian dari pelajaran atas kesalahan yang sama

Aku lengah terlalu lama

Aku hanyut begitu dalam

Aku pergi terlalu jauh

Membiarkan kau terlalu dekat 

Pintu itu tertutup rapat

Kunci nya terbuang

Tapi kau punya satu

Beruntungnya kita hanya berbincang sebentar di luar

Semenjak yang lalu aku jadi pemilah

Tidak semua bisa duduk dan menetap di sana

Dan belum ada lagi satupun

Jika kau hanya singgah dan menetep disana

Tak apa.

Jika kau masih penasaran dengan pintu yang lain.

Silahkan, singgahilah

Tapi tidak dengan ku.

Senin, 03 Oktober 2016

Jauh


Yang kini terasa dekat,
Perlahanan pun akan menjauh sejauh sesuatu yg takkan pernah lagi kau gapai
Sejauh sepasang bola mata yang slamanya takkan bersentuhan
Karena memang itlah ketetapannya
Kau tak bisa menghindarinya
Sejauh raga yang di pisahankan
Sejauh jiwa yang di pisahkan
Suka atau tidak kau harus menerimanya
Suka atau tidak kau harus merelakannya


Enough




Kemarin kukira akan menjadi yang terakhir untuk jatuh hati.
Hati sudah ingin tertutup rapat kali ini
Tak ingin jatuh pada hati yang salah lagi
Merelakan lagi, patah kembali.
Tidak ingin.
Mungkin perkiraan ku salah
Atau aku saja yang mudah goyah?
Kalau saja bisa kubaca jalan mana yang harus ku pilih
Aku tak akan melintas di hadapanmu
Kalau sudah begini, barbalik pun percuma
Tatapan ku yang salah
Atau aku yang memang mudah goyah?
Kalau saja bisa , kau tak ingin ku temui
Aku benci salah berharap lagi.

Harapan


Untuk sahabatku… 
Mungkin kau tak suka dengan adanya aku yang kini sudah berhijrah…
Sahabatku…
 Aku tinggalkan kesenangan dunia karena Allah sebab kesenangan itu hanya fana & sia sia, 
aku tinggalkan kemaksiatan karena Allah sebab maksiat itu hanya akan menjerumuskan ke dalam jurang neraka & menyebabkan murka Allah, 
aku tinggalkan semua tingkah nakalku, tingkah kekonyolanku, dan tingkah kelalaianku karena Allah sebab aku tau menjadi wanita sholihah berperilaku tutur lembut, beradab baik & sopan santun… 
Suatu hari kau selalu bilang ini kepadaku “ sudahlah hidup ini msh panjang, nikmati saja kesenangan dunia, toh tidak merugikan orang lain kan..?? ”
 lalu Ku jawab “ memang tidak merugikan org lain, tapi merugikan diri sendiri, memang perjalanan hidup ini msh panjang tapi umurku semakin bertambah yg berarti jatah hidupku akan semakin berkurang, dan bila aku terlalu menikmati kesenangan dunia ini, lalu bagaimakah dengan nikmat bersenang2 di surga yg abadi nan indah itu, apa aku akan merasakan nikmat surga itu,? 
Bila aku terlalu bersenang2 di dunia,? tidak akan pernah ku rasakan… mungkin kau bosan, sebal dan jengkel, sampai kau menyebutku tukang penceramah, ustadzah, sok alim, sok tau, sok baik, sok jaim dsbnya…
aku terima lapang dada & ku tak pernah sakit hati dengan perkataanmu seperti itu..
sahabat… 
aku bukanlah penceramah, aku juga tak mau disebut sebagai ustadzah, aku juga msh belum baik, kita sama-sama punya dosa, aku masih bertahap dalam pembenahan diri & imanku yg masih naik turun..
namun… sebagai seorang muslim aku punya tugas dari Allah untuk Amar Ma'ruf Nahi Mungkar, mengingatkan, menasihati dan memanfaat kan ilmu yg telah Allah berikan kpdku, namun semua ini bukan hanya utk dirimu, tapi juga untuk diriku supaya aku berislah diri lagi…
aku tidak akan merubahmu menjadi orang baik, karena itu bukan hakku, melainkan itu hak Allah dengan dirimu, aku begini karna aku sayang padamu sahabat, aku ingin kita sama-sama belajar & mencari Ridho Allah, supaya kita bisa bersama di Surga Nya kelak…..